Articles by "Review"

Showing posts with label Review. Show all posts



Tuban, kota kecil di pesisir pantai utara yang menjadi perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah. Bila menilik sejarah, banyak tokoh yang lahir maupun berkembang di kota ini. sebut saja Ronggolawe dan Sunan Bonang, atapun Sunan Kalijaga. Dan jikalau kita menilik ketika ini, Tuban sudah berkembang sangat pesat, mulai dari wisata Kambang Putihnya, Masjid, Pelabuhan Boom, makam Sunan Bonang, Persatu-nya, maupun minuman khasnya, Tuwak/ Legen.

Nah, jikalau kita membahas wacana Tuban, rasanya tidak lengkap jikalau mengesampingkan komunitas-komunitas yang berkembang di dalamnya. Sebut saja komunitas Bloggernya. Sebuah komunitas yang kecil dengan harapan besar. Banyak kegiatan online yang diadakan, mulai dari sharing blog, tips and trick, dan tidak ketinggalan saling blogwalking, komentar, maupun sekedar klik iklan antar blog. lumayan lah buat menambah rating blog dan rupiah tentunya. Kaprikornus buat kalian yang di Tuban dan seneng ngeblog, jangan sungkan-sungkan buat gabung.

Dari komunitas ini saya mengenal banyak saudara, begitulah saya menyebutnya. Dari sini pula saya mengenal seseorang yang unik, ramah, dan tentunya multi talent, Kak Towo. yang meiliki blog KAKTOWO.COM



Blogger yang lahir di Tuban, tepatnya Desa Tegalrejo Kecamatan merakurak ini disamping sebagai blogger aktif, dia juga terkenal sebagai seorang MC moral jawa, atau yang lebih dikenal dengan Pranatacara. Profesi yang digelutinya ini tidak didapatkan begitu saja, banyak perjuangan yang cukup memakan waktu dan tenaga. 7 bulan lebih dia mengikuti kursus MC di tempat kurusus yang sudah sangat terkenal didaerahnya. Kaprikornus buat teman-teman yang membutuhkan seorang MC untuk event, ingin bekerjasama, atau sekedar belajar, mungkin beliaulah sosok yang tepat.

Dan jikalau melihat dari isi channel Youtube, Facebook, dan instagramnya, terlihat terperinci dia ini ialah sosok penyayang anak, dan tentu juga istrinya. banyak moment keluarga yang bikin iri penontonnya, khususnya saya, iri yang faktual ya, hehe.

O iya kelupaan, nyambung di paragraf ke dua yang wacana Komunitas Blogger, nama komunitasnya ialah Blogger Tuban, dan kemarin gres saja mulai arisan blog, dan berikut pesertanya:





















Meningkatkan rating blog dengan Blogwalking dan comment ke blog tetangga yaitu salah satu cara termudah bagi seorang blogger untuk meningkatkan rating blognya. Saya sebut salah satu alasannya memang cara tersebut bukanlah satu-satunya cara untuk menaikkan rating blog. 

Sebelum lebih jauh kita membahas perihal Kang Rudi-nya, kita ulik sedikit perihal apa itu BW atau blogwalking. Blogwalking atau yang biasa disingkat dengan BW yaitu berselancar ke situs orang lain. dalam hal ini, kita tidak hanya sekedar berselancar ke blog atau website orang lain, tetapi membaca dengan seksama isi dari blog yang kita kunjungi, meski itu sah-sah saja. Tetapi diakhir artikel sang empu blog biasanya menyediakan kolom komentar dimana kita mampu mengutarakan balasan atas artikel yang telah dibaca. Apabila kita berkomentar asal-asalan dan tidak sesuai dengan topik bahasan, maka kita akan aib kepada pemilik blog atau pembaca lainnya yang menimbulkan kredibilitas menurun. Dan itu saya anggap BW yang gagal.

"Setidaknya kita berkunjung dan berkomentar 2 blog dalam sehari" demikian wejangan kang Rudi dalam sesi diskusi beberapa malam lalu. terperinci saja kalimat ini memicu saya dan mungkin beberapa anggota lain dalam wadah Blogger Tuban untuk lebih sering melaksanakan apa yang telah ia sampaikan.

Kang Rudi ini orangnya sangat pemurah, lebih-lebih dalam menyebarkan ilmu blogging. Dan bagi saya orang yang mau membagikan ilmunya yaitu orang yang paling mulia. Karena dalam sebuah dongeng ada seorang pemimpin yang siap membayar 1000 dirham terhadap orang yang mau mengajarkan ilmu padanya meski hanya 1 huruf.

Bapak yang kini bekerja di PT. PLN (Persero) ini sejatiya yaitu warga asli Tuban Jawa Timur tepatnya di Desa Kapu Kecamatan Merakurak Kabupaten Tuban. Meski sudah melanglangbuana di kota besar, Lulusan SMAN 1 Tuban ini tidak lupa dengan kampung halamannya. Terbukti ia masih aktif dalam mengurus dan berdiskusi ria dengan anggota Blogger Tuban meski sekedar lewat whatsapp.

"Kalau membuat postingan blog jangan dokseren, diusahakan rutin dan terjadwal" Demikian kurang lebih pesan penyukan Taylor Swift yang kini mulai menyukai NDX AKA yang masih saya ingat saat awal keikutsertaan saya dalam wadah group whatapp Blogger Tuban.

Buat temen-temen yang ingin lebih kenal dengan Kang rudi, atau karaoke bareng lagu-lagunya Taylor Swift dan NDX AKA, mampu pribadi direct Message ke Instagram-nya atau inbox ke Facebook-nya. Jika ingin ber-bligwalking di blognya, pribadi saja kunjungi kangrudi.com

Demikian selayang pandang perihal meningkatkan Rating Blog Dengan Blogwalking dan Comment Ala Kang Rudi dan sekelumit profil beliau. Jika empunya profil membaca, menyerupai biasa, CMIIW. 


Berikut ini yaitu seri buku kesekian kalinya dari salah satu penulis besar di Kabupaten tuban tepatnya di Kecamatan Bangilan. Merupakan suatu pujian mampu satu wadah bersama ia dalam Komunitas Kali Kening.

DESKRIPSI  BUKU
Judul Buku DALANG KENTRUNG TERAKHIR
No. ISBN 978-602-61940-1-5
Penulis Joyo Juwoto
Penerbit Pataba Press
Tanggal Terbit Agustus 2017
Jumlah Halaman 144 Halaman
Ukuran 14 x 20 cm
Kategori Kumpulan Cerpen
Lokasi Stok Basecamp Komunitas Kali Kening Bangilan tuban
Harga Rp.55.000 (Belum termasuk ongkos kirim)
Pemesanan KLIK DI SINI


Berikut ini yaitu gambaran dari isi buku Dalang Kentrung terakhir.
“Nduk, besok bila tugasmu hampir purna dalam ngemong masyarakat lewat kentrung, jangan lupa bawakan lakon Serat Dewaruci,” dawuh Kiai Basiman kepada santrinya, Ratri. yang duduk bersimpuh di depannya.
“Iya, Kiai. Pesan itu akan aku ingat selalu,” jawab Ratri sambil tetap menunduk di hadapan gurunya itu.
“Ingat, Nduk, kentrung tidak hanya sekadar hiburan semata, tetapi juga kentrung yaitu jalanmu. Jalan yang akan mengantarkanmu hingga nanti engkau hingga pada jalan kasampurnan hidup,” Kiai Basiman melanjutkan wejangan.
Ratri hanya diam, dia yaitu satu-satunya santri Kiai Basiman yang menerima amanah untuk melanjutkan tradisi kentrung.


(Dalang Kentrung Terakhir, Joyo Juwoto)


"Sebagian besar dongeng Mas Joyo Juwoto memperhatikan detail-detail sederhana, bahkan sepele, yang bagi orang lain mungkin kurang penting, tapi bagi Mas Joyo Juwoto menjadi suatu kelebihan, ciri khas. Tokoh-tokoh dalam tulisan-tulisan Mas Joyo Juwoto menyerupai mencari sesuatu atau menyusuri menuju ke arah Sang Pencipta."

Soesilo Toer, Ph. D, M. Sc,
Pengelola Perputakaan Pataba (Pramoedya Anak Semua Bangsa) di Blora, Penulis Buku Dunia Samin, Komponis Kecil, dll


Berikut yaitu buku yang laris manis di awal cetaknya. tak butuh lama Eutanasia karya Linda Tria Sumarno yang pernah menjadi Nduk Tuban dan ketua Forum Komunikasi Mahasiswa Bangilan (FKMB) ini ludes habis hanya dalam waktu 12 hari saja.

DESKRIPSI  BUKU
Judul Buku EUTANASIA
No. ISBN 9786026143471
Penulis Linda Tria Sumarno
Penerbit Pataba Press
Tanggal Terbit Juni 2017
Jumlah Halaman 147 Halaman
Kategori Kumpulan Cerpen
Lokasi Stok Basecamp Komunitas Kali Kening Bangilan tuban
Harga Rp.35.000 (Belum termasuk ongkos kirim)
Pemesanan KLIK DI SINI


.....Ratri tak sudi menemui ibunya yang sedang meregang nyawa. Terlintas di mata Ratri ibunya yang malam itu pulang entah dari mana. Ibunya selalu pergi siang hari dan pulang larut dengan seorang lelaki yang bukan bapaknya. Ia juga tak mampu melupakan malam di mana ia harus mencicipi pedihnya luka yang digoreskan lelaki ibunya itu, lelaki yang merenggut masa depannya dengan paksa tatkala ibunya tengah lelap tertidur.

Ratri membenci ibunya. Hidupnya semakin terpuruk, ketika bapaknya pulang dari Malaysia tanpa memberi kabar dan mendapati ibunya sedang bercumbu dengan lelaki lain. Terjadi pertengakaran antara bapaknya dengan lelaki ibunya. Hingga membuat ibunya kalap dan menikam bapaknya sampai meregang nyawa di hadapannya. Kejadian yang tidak mungkin ia lupakan dan mafkan seumur hidup.

(Eutanasia, Linda Tria Sumarno)


*********
Gaya menulis menyerupai film detektif yang penuh dengan kejutan, teka-teki, yang endingnya harus kita ciptakan sendiri. Edan! Secara acak dapat kita baca Alia, Rey, Sekar, Jasmin, dll. Kita kolam dipermainkan ombak pantai Laut Jawa di Tuban dan kesannya kita terbenam kerikil tiban besar yang seharusnya menyakitkan, namun justru kita mencicipi nikmat berkepanjangan yang tragis sekaligus romantis. Membaca cerpen Linda Tria Sumarno ini aku hanyut terbawa arus air mata sendiri.

Soesilo Toer, Ph. D, M. Sc,
Pengelola Perputakaan Pataba (Pramoedya Anak Semua Bangsa) di Blora, Penulis Buku Dunia Samin, Komponis Kecil, dll



"...masih banyak lagi goresan pena Mas Rohmat Sholihin ini yang harus kita cermati isi dan kita nikmati gaya menulisnya. Dan, yang paling memukau saya yaitu khayalan liar dari Mas Rohmat Sholohin saat menceritakan “Mendung di Atas Kerajaan Kali Kening”. Itu komentar saya. Entah pendapat yang lain. Yang pasti, wangsit Mas Sholihin yaitu universal.Seperti itulah wangsit manusia. Ia kolam benang merah sejarah masa lalu, dipadukan dengan masa kini dan daya khayal penulis. Saling berpilin antara fiksi dan realita yang ada. Keduanya saling melengkapi dalam sebuah cerita.  Dan, itu tak terbantahkan dalam karya Mas Rohmat Sholihin."

Soesilo Toer, Ph. D, M. Sc,
Pengelola Perputakaan Pataba (Pramoedya Anak Semua Bangsa) di Blora, Penulis Buku Dunia Samin, Komponis Kecil, dll

DESKRIPSI  BUKU
Judul Buku RINDU ITU BERGANTI HUJAN
No. ISBN 978-602-61772-1-6
Penulis Rohmat Sholihin
Penerbit Pataba Press
Tanggal Terbit Agustus 2017Juni 2017
Jumlah Halaman 220 Halaman
Kategori Kumpulan Cerpen
Lokasi Stok Basecamp Komunitas Kali Kening Bangilan tuban
Harga Rp.71.000 (Belum termasuk ongkos kirim)
Pemesanan KLIK DI SINI

.....Rindu itu berganti hujan, menyirami rumput dan pelataran rumahku yang gersang dan kesepian. Tanpamu saya ibarat bangkai busuk, baunya menyebar. Menyedihkan. Memang. Aku hanya mampu bertahan dengan ilusi tentangmu. Ilusi yang dari kenyataan. Ilusi yang sudah tak sewajarnya alasannya kau sudah lama pergi dariku dan tak ada kesempatan untuk kembali, ya, takkan mungkin kembali. Sedangkan rindu dan ilusi itu bergelantungan dalam otak dan hatiku setiap detik, setiap waktu. Wajah dan senyummu selalu ada di sana. Menjelma rintik hujan yang tak pernah usai.

(Rindu Itu Berganti Hujan, Rohmat Sholihin)



Ketika aku masih menghabiskan banyak waktu untuk bermain-main, pulang pergi dari satu daerah ke daerah lain, tertawa bersama teman, berbicacra ngalor ngidul tanpa ada kejelasan maksud dan tujuannya, bahkan ada kalanya meneteskan air mata alasannya diputusin pacar atau kehabisan uang jajan, ada sosok yang sudah dengan gigih meneteskan kebaikan-kebaikan untuk dunia. Dialah mbak Nur Rochma. Bagi sosok satu ini menulis ialah meneteskan kebaikan-kebaikan yang akan dirasakan oleh setiap pembacanya. 

2009 ialah titik awal dimana dia mulai menusukkan idenya dengan sebuah puisi kerinduannya kepada Sang pencipta. Dengan cerdas blogger tuban satu ini menyisipkan rasa cinta dan kerinduannya kepada Allah dengan begitu cantik layaknya pecinta sedang merayu kekasihnya.

Tulisan-tulisannya sudah dimuat di beberapa media. Sebut saja majalah Ummi, Annida, Muslimah, Sabili, Mentari, Radar Bojonegoro, Fantasi, dsb. Memang menulis seakan sudah menyatu dalam setiap anutan darahnya. Terbukti sudah 3 buku antologi dihasilkan.

Disamping menulis ibu 3 anak yang andal ini juga memiliki hobby memasak. Bukan sekedar memasak layaknya kebanyak ibu rumah tangga, meskipun bagi aku itu sudah wow. Tapi hoby memasaknya ini sangat menginspirasi dan bisa ditiru oleh kebanyakan ibu rumah tangga. Karena dari hobby ini dia bisa menerima penghasilan dari berjualan snack box, bekal anak-anak, brownies kukus, kudapan manis ultah dan frozen food.

Tidak hanya hingga disitu, ada kegiatan lain yang akan membuat Tuban bangga, batik. Ya, konveksi dan dan perbatikan ialah salah satu kegiatan lain yang turut mengisi hari-hari dia dengan hal-hal yang bermanfaat sebagiamana motto dia di awal tadi.

Kaprikornus buat temen-temen yang belum menemukan bakat, hobby, ataupun bagaimana harus mengisi waktu keseharian alasannya gres lulus sekolah, atau di rumah saja sebagai ibu rumah tangga, mungkin tidak ada salahnya untuk sharing ilmu atau meguru kepada dia ini. Sekalian mencicipi bagaimana nikmatnya kuliner beliau.

Meski tak ada insan tepat pandai balig cukup akal ini, bagi aku ibu satu ini ialah sosok yang perlu ditiru. Bagaimana tidak, setiap bakat yang dimilikinya bisa dipupuk menjadi sebuah hobby dan tentunya menghasilkan. 

Buat kalian yang ingin tahu banyak perihal mbak Nur Rochma ini bisa mengunjungi blognya di LOVELY MOM, My Journey, Love, and Faith. Semoga bisa menemukan banyak manfaat dari goresan pena aku ini.


"Entah sudah berapa lama saya memendam rasa ini. Rasa yang tak goyah tertiup angin kemarau. Rasa yang tak berair tersiram rintik tembaru. Rasa yang terhalang oleh ruang dan waktu". Gumamku dalam tenang menikmati secangkir kopi di bawah beringin renta depan kantor telkom malam itu.

Roda-roda bising menggelayut syahdu memeluk aspal berserak plastik bungkus, kertas, dan daun bungkus makanan yang belum sempat terjamah pasukan kuning. 

Masih terngiang bising alunan gamelan nang nung nang nung mengiringi arak-arakan wayang, atau epic instrumental yang mengawal pasukan starwars dan transformer memamerkan kebahagiaannya yang menunjukan perang telah berakhir.

"Aku di perempatan traffic lihgt" begitu pesan yang terkirim sejam yang lalu, dan belum ada tanda-tanda barisan abjad itu terbaca oleh penerimanya.

Dua cangkir kopi manis berhias mahkota layaknya yang dipakai sun go kong dalam film monyet sakti sudah mulai mengering. Hanya sisa ampas yang sesekali menjadi tinta untuk melukis diatas kertas yang membungkus daun kering. Dan bintang masih setia menanti bulan.

"maaf, saya handphone gres saya nyalakan". Begitulah pesan tanggapan yang sedari sore saya nanti jadinya terjawab juga. Dan itu berlanjut dengan ribuan baris kata yang berjoget di udara layaknya notasi lagu pilu yang terangkai syahdu.

Tak ada rasa sakit hati atau benci atas silang pertemuan kali ini. Karena niat yang nrimo tak ada pamrih. Memang rencana yang dibuat insan tak semulus dengan kenyataan yanga ada, begitupun dengan rencana Yang Mahakuasa yang diketahui makhluknya.

"Mungkin belum ada jodoh dalam pertemuan kali ini kang". Akhir kataku dengan kang Djaka dan dan kang Jeni untuk menjemput mimpi-mimpi mengagumkan selanjutnya. Karena Jodoh bukan melulu pertemuan ataupun penyatuan cinta antara Rama dan Sinta saja. Namun pertemuan antar seorang teman yang didasarkan kebaikan ialah juga jodoh yang telah direncakan Yang Mahakuasa terjadi atau tidaknya.

Demikianlah kisah singkat bagaimana kegagalan saya ketika mau kopdar dengan kedua teman saya dari Jatirogo yang sudah kami rencakan beberapa ahad sebelumnya dimana bertepatan dengan program karnval agustusan Jatirogo, dan saya mencoba merangkai dengan bahasa ngawur. Krena bagi saya disamping blogger keduanya ialah santrawan dengan ratusan karya yang menghiasi blognya.

Buat sampean-sampean yang ingin tahu lebih dalam perihal keduanya mampu berkunjung ke arektuban.com milik kang Djaka ataupuan Jenishow kepunyaan kang Jeni. Dijamin sampean tidak akan cepat-cepat beranjak dari gadget, alasannya ialah akan tersihir dengan puisi maupun cerita-ceritanya.

Author Name

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.