Jodoh Belum Bertemu


"Entah sudah berapa lama saya memendam rasa ini. Rasa yang tak goyah tertiup angin kemarau. Rasa yang tak berair tersiram rintik tembaru. Rasa yang terhalang oleh ruang dan waktu". Gumamku dalam tenang menikmati secangkir kopi di bawah beringin renta depan kantor telkom malam itu.

Roda-roda bising menggelayut syahdu memeluk aspal berserak plastik bungkus, kertas, dan daun bungkus makanan yang belum sempat terjamah pasukan kuning. 

Masih terngiang bising alunan gamelan nang nung nang nung mengiringi arak-arakan wayang, atau epic instrumental yang mengawal pasukan starwars dan transformer memamerkan kebahagiaannya yang menunjukan perang telah berakhir.

"Aku di perempatan traffic lihgt" begitu pesan yang terkirim sejam yang lalu, dan belum ada tanda-tanda barisan abjad itu terbaca oleh penerimanya.

Dua cangkir kopi manis berhias mahkota layaknya yang dipakai sun go kong dalam film monyet sakti sudah mulai mengering. Hanya sisa ampas yang sesekali menjadi tinta untuk melukis diatas kertas yang membungkus daun kering. Dan bintang masih setia menanti bulan.

"maaf, saya handphone gres saya nyalakan". Begitulah pesan tanggapan yang sedari sore saya nanti jadinya terjawab juga. Dan itu berlanjut dengan ribuan baris kata yang berjoget di udara layaknya notasi lagu pilu yang terangkai syahdu.

Tak ada rasa sakit hati atau benci atas silang pertemuan kali ini. Karena niat yang nrimo tak ada pamrih. Memang rencana yang dibuat insan tak semulus dengan kenyataan yanga ada, begitupun dengan rencana Yang Mahakuasa yang diketahui makhluknya.

"Mungkin belum ada jodoh dalam pertemuan kali ini kang". Akhir kataku dengan kang Djaka dan dan kang Jeni untuk menjemput mimpi-mimpi mengagumkan selanjutnya. Karena Jodoh bukan melulu pertemuan ataupun penyatuan cinta antara Rama dan Sinta saja. Namun pertemuan antar seorang teman yang didasarkan kebaikan ialah juga jodoh yang telah direncakan Yang Mahakuasa terjadi atau tidaknya.

Demikianlah kisah singkat bagaimana kegagalan saya ketika mau kopdar dengan kedua teman saya dari Jatirogo yang sudah kami rencakan beberapa ahad sebelumnya dimana bertepatan dengan program karnval agustusan Jatirogo, dan saya mencoba merangkai dengan bahasa ngawur. Krena bagi saya disamping blogger keduanya ialah santrawan dengan ratusan karya yang menghiasi blognya.

Buat sampean-sampean yang ingin tahu lebih dalam perihal keduanya mampu berkunjung ke arektuban.com milik kang Djaka ataupuan Jenishow kepunyaan kang Jeni. Dijamin sampean tidak akan cepat-cepat beranjak dari gadget, alasannya ialah akan tersihir dengan puisi maupun cerita-ceritanya.
Labels:

Post a Comment

[blogger]

Author Name

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.