Sebentar lagi liga-liga top eropa akan segera dihelat. Tentu bagi penikmatnya ialah saat-saat krusial untuk menanti kabar baik dari dari klub yang dicintainya. Baik mengenai datangnya pemain baru, pelatih baru, hengkangnya pemain, perpanjangan kontrak, dan lain sebagainya.
Bagi penikmat dan analis bola waktu menyerupai ini ialah dikala yang mendebarkan plus membingungkan. dimana setiap klub berlomba-lomba untuk mendatangkan pemain yang diperlukan oleh klub. Dan alasannya pun bermacam-macam. berikut mencoba untuk menguliknya.
1. Kontrak Pemain Habis
Bagi klub-klub sepakbola habisnya kotrak seorang pemain bisa menjadi dilema. Dilema ini timbul dari beberapa faktor. Mulai dari usia pemain yang masih muda dan meminta gaji besar, menyerupai yang terjadi pada Dominic Solanke. Ada pula yang alasannya ialah usia sudah renta sebagai seorang pemain sepakbola, namun performa masih diatas rata-rata, dan jasanya sangat diperlukan klub, dan itu terjadi pada Dani Alves. Dan tentu masih banyak lagi kasus-kasus lain yang menjadi dilema bagi sebuah klub alasannya ialah habisnya kontrak pemain.
2. Mengganti Pemain Yang Pindah Klub
Pindahnya seorang pemain dari satu ke klub lain sudah menjadi hal yang lumrah. Dan ini juga menjadi problem yang pelik bagi seorang pelatih maupun pemilik klub. Jika yang pindah ialah pemain yang kurang menunjukkan kontribusi terhadap klub mungkin tidak masalah, namun jikalau yang terjadi ialah pemain inti, maka akan menjadi problem besar bagi pelatih, khususnya klub-besar eropa, dimana pemilik klub menunjukkan tuntutan yang besar terhadap pelatih yang menukangi klub yang dimilikinya. Dalam hal ini aku menunjukkan teladan yang terjadi pada raksasa dan kampiun Premier League 2016-2017,Chelsea FC. Sang entrenador sedang pusing-pusingnya mencari pengganti Diego Costa yang sudah ngebet banget pindah ke klub yang dibela sebelumnya, Atletico Madrid, terlepas dari kabar yang menyiarkan bahwa Costa sudah tidak masuk dalam rencananya.
3. Sebagai Pelapis Pemain Yang Sudah Ada
Lagi-lagi tuntutan pemilik klub yang berhasrat menyebabkan klub milikinya menjadi jawara eropa yang menyebabkan seorang pelatih membutuhkan lebih banyak pemain pada satu posisi. Tentu ini tidak lepas dari banyaknya kompetisi yang harus diikuti oleh sebuah klub. Dimana 1 klub harus memainkan 4 hingga 5 kompetisi dalam 1 musim, terlebih klub yang lolos dalam perhelatan liga champion. Sebut saja kampiun Liga Inggris yang harus memainkan 5 kompetisi dalam semusim, antara lain; Community Shield, League Cup, FA Cup, Champions League, dan Premier League itu sendiri. Begitupun tak jauh beda dengan yang terjadi di La Liga, Ligue 1, Bundesliga, Serie A, ataupun liga-liga top eropa lain.
Saya ambil sedikit teladan Barcelona yang mulai keteteran trend lalu alasannya ialah belum ada pelapis yang sepadan untuk trio MSN-nya, begitupun dengan lawan el classiconya yang mengalami sedikit pengeroposan pada lini belakangnya seiring jarang dimainkannya Pepe. Dan masih banyak lagi klub yang membutuhkan pelapis untuk mengarungi kerasnya trend depan.
4. Kenaikan Gaji
Bagi pemain top, kesetaraan gaji dan kontribusi tentu sangat besar lengan berkuasa terhadap performa yang ditunjukkan. Performa pemain bisa melonjak drastis ataupun anjlok ke dasar performanya hanya alasannya ialah gaji. Dan trend ini yang santer dikabarkan menuntut kenaikan gaji ialah Alexis Sanchez. Dimana sang pemain menuntut kenaikan gaji yang sepadan dengan performa yang memang menjadi salah satu pemain kunci Arsenal musim lalu selain Mesut Ozil. Bahkan kabarnya sang pemain mengancam akan meloncat ke klub London lain bila keinginannya tidak dipenuhi atau harus melepasnya secara gratis trend depan melihat kontrak pemain yang tinggal 1 tahun.
5. Jarang Dimainkan
Ini ialah alasan klasik bagi pemain muda yang merasa punya talenta untuk ditunjukkan namun tidak kunjung mendapat kesempatan untuk tampil menunjukkan kemampuannya, dan hanya menajdi penghangat kursi cadangan.
Tidak hanya pemain muda, pemain yang sudah berlabel bintangpun tidak bisa mengelak dari kursi cadangan, Sebut saja James Rodriguez dan Alvaro Morata yang lebih sering dibangku cadangkan Zinedine Zidane. Tak pelak sang pemain lebih meilih hengkang atau dipinjamkan meski sudah berada di klub sebesar Real Madrid. Begitu pula yang terjadi pada katen Chelsea FC, Jhon Terry yang telah habis kontraknya memilih untuk bergabung dengan klub liga 2 Inggris Aston Villa alasannya ialah tidak mau melawan klub yang telah dibelanya bertahuhn-tahun.
Mungkin ini hanya sedikit analisa dari geliat bursa transfer pemain dan pelatih untuk mengarungi trend baru, khususnya di Eropa. Terlepas dari kebijakan klub yang terkadang terkesan “gila”.
Dari kebijakan menyerupai ini kadang banyak klub mengorbankan banyak hal. Pemain muda yang memiliki kemampuan hebat di level muda dan tentu memiliki bakat yang diandalkan harus terkorbankan alasannya ialah tuntutan dan kebutuhan klub. Bisa juga alasannya ialah tidak betah selalu menjadi penghangat kursi cadangan.
Semua kembali pada sang pemain dan klub. Sebagai pembaca dan penonton kita hanya bisa menunjukkan analisa, kritik, saran, yang tentu sangat kecil kemungkinannya untuk didengar oleh mereka. Jadi, nikmati pertandingannya dan selamat mengarungi trend 2017-2018 yang lebih kompetitif.
Post a Comment